LatestNewsofWorld.com, TikTok masih bisa bernapas lega di Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump secara resmi memberikan perpanjangan waktu ketiga bagi ByteDance Ltd., perusahaan induk TikTok asal Tiongkok, untuk menyelesaikan proses pelepasan operasionalnya di negeri Paman Sam.
Keputusan ini diumumkan langsung oleh Gedung Putih pada Selasa, 17 Juni 2025, dan menegaskan komitmen pemerintah AS untuk terus mencari solusi yang memungkinkan TikTok tetap bisa digunakan masyarakat Amerika dengan jaminan keamanan data.
Gambar Istimewa : inilah.com
“Presiden Trump tidak ingin TikTok berhenti beroperasi,” kata Karoline Leavitt, Sekretaris Pers Gedung Putih, seperti dikutip dari Antaranews pada Rabu (18/6/2025). Ia menambahkan bahwa pemerintah telah memperpanjang masa tenggat selama 90 hari sebagai bentuk kelanjutan dari proses negosiasi.
Fokus pada Keamanan Data dan Kepentingan Nasional
Pemerintah AS menggarisbawahi bahwa perpanjangan ini bukan sekadar bentuk kelonggaran, tetapi langkah strategis untuk memastikan bahwa jika TikTok tetap beroperasi di AS, maka data para pengguna akan tetap aman dan tidak jatuh ke tangan asing.
“Tujuannya jelas: agar masyarakat AS tetap bisa menikmati TikTok dengan tenang, mengetahui bahwa informasi pribadi mereka dilindungi dari potensi ancaman asing,” ujar Leavitt.
Langkah ini sejalan dengan kebijakan yang telah diambil sejak 2024, ketika Dewan Perwakilan Rakyat AS menyetujui undang-undang yang mewajibkan ByteDance untuk melepas kepemilikan TikTok jika ingin tetap beroperasi di pasar AS. Undang-undang tersebut muncul sebagai respons atas kekhawatiran yang meningkat terkait pengumpulan data dan dugaan pengaruh pemerintah Tiongkok dalam aplikasi itu.
Tenggat Waktu dan Perang Dagang Menjadi Tantangan
TikTok sempat menghadapi kemungkinan pemblokiran permanen pada Januari 2025, namun begitu Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden AS, arah kebijakan berubah. Pemerintahannya langsung mengambil pendekatan negosiasi, dan pada Januari lalu, Trump memberi waktu 90 hari untuk ByteDance menemukan solusi, seperti membentuk usaha patungan dengan mitra asal Amerika.
Namun hingga April 2025, kesepakatan tersebut belum tercapai. Trump kemudian kembali memperpanjang tenggat selama 75 hari, kali ini dengan catatan bahwa persetujuan dari pemerintah Tiongkok menjadi krusial, terutama di tengah meningkatnya ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok.
Situasi ini tidak hanya mempersulit proses bisnis, tetapi juga memperlihatkan bagaimana aplikasi media sosial seperti TikTok telah menjadi bagian dari perebutan pengaruh geopolitik global.
Langkah ByteDance dan Respons Pasar
Pihak ByteDance sendiri menyatakan komitmen mereka untuk bekerja sama dengan regulator AS dalam mencari solusi yang saling menguntungkan. Rumor pun beredar bahwa perusahaan teknologi besar asal AS, termasuk Oracle dan Walmart, kembali menunjukkan minat untuk membeli sebagian kepemilikan TikTok.
Sementara itu, pasar dan pengguna TikTok di AS menyambut kabar perpanjangan ini dengan antusias, terutama para kreator konten yang mengandalkan platform tersebut sebagai sumber penghasilan utama.
Tidak hanya itu, kalangan bisnis digital juga menilai langkah Trump ini sebagai upaya realistis untuk mengimbangi ketergantungan pasar global terhadap platform buatan Tiongkok, tanpa harus langsung mengambil tindakan ekstrem seperti pelarangan total.
TikTok Masih Bernapas, Tapi Nasibnya Belum Aman
Perpanjangan waktu yang diberikan oleh Donald Trump kepada ByteDance menunjukkan bahwa pemerintah AS masih membuka peluang negosiasi, namun juga tidak kehilangan fokus terhadap isu keamanan nasional. Di satu sisi, TikTok masih bisa diakses oleh pengguna di AS, namun di sisi lain, masa depan platform ini tetap tergantung pada hasil pembicaraan antara ByteDance, investor AS, dan otoritas Tiongkok.
Dengan tenggat waktu terbaru selama 90 hari ini, seluruh pihak kini berada di persimpangan penting yang akan menentukan apakah TikTok bisa menjadi bagian dari ekosistem digital AS yang aman, atau justru harus menghadapi skenario terburuk: diblokir secara permanen dari pasar raksasa tersebut.