LatestNewsofWorld.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa ketegangan antara India dan Pakistan telah berakhir setelah beberapa hari konflik militer intens yang sempat memicu kekhawatiran global. Menurut Trump, kedua negara yang bersenjata nuklir itu kini sepakat untuk mengalihkan perhatian ke perdagangan, bukan peperangan.
Gambar Istimewa : nbcnews.com
Pernyataan ini disampaikan Trump saat berbicara kepada pasukan AS di pangkalan militer di Qatar dalam rangkaian lawatannya ke kawasan Teluk. Ia menyebut bahwa baik India maupun Pakistan kini merasa puas dengan hasil upaya de-eskalasi tersebut.
“Permusuhan telah mereda. Kedua pihak kini fokus membangun kembali hubungan melalui jalur ekonomi,” ujar Trump, sebagaimana dikutip dari laporan Reuters pada Kamis, 15 Mei.
Gencatan Senjata Usai Konflik Terburuk dalam 30 Tahun
Kedua negara Asia Selatan itu sempat terlibat dalam baku tembak lintas batas paling intens dalam hampir tiga dekade terakhir. Bentrokan tersebut memuncak pada serangkaian serangan udara dan penggunaan drone yang menyasar instalasi militer masing-masing negara.
Konflik bermula setelah India melancarkan serangan ke wilayah Pakistan sebagai respons atas serangan mematikan terhadap wisatawan Hindu di Kashmir India, yang menyebabkan 26 korban jiwa. India menuduh kelompok militan yang beroperasi dari wilayah Pakistan sebagai dalang serangan itu.
Sebagai pembalasan, militer Pakistan menembakkan rudal dan menurunkan drone ke wilayah India. Pakistan mengklaim bahwa serangan balasannya hanya menyasar area sipil, dan menolak tuduhan bahwa mereka melindungi kelompok teroris.
Angka Korban dan Respons Internasional
Menurut data militer Pakistan, korban akibat bentrokan mencapai 40 warga sipil dan 11 personel militer di pihak mereka. Sementara India mencatat 16 warga sipil dan 5 anggota militer turut menjadi korban jiwa dalam konflik ini.
Amerika Serikat melalui diplomasi intens, menjadi salah satu aktor penting dalam mendorong kesepakatan gencatan senjata yang tercapai pada Sabtu lalu. Upaya ini dipandang sebagai langkah signifikan untuk menghindari eskalasi konflik lebih lanjut antara dua negara dengan kekuatan nuklir.
Ketegangan Politik Tetap Ada
Meski gencatan senjata telah diumumkan, ketegangan politik masih menyelimuti. Perdana Menteri India Narendra Modi memperingatkan bahwa negaranya tidak akan segan untuk kembali menyerang “tempat persembunyian teroris” di Pakistan jika terjadi serangan serupa di masa depan. Ia bahkan menyebut bahwa India tidak akan terintimidasi oleh apa yang ia sebut sebagai “pemerasan nuklir”.
Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Pakistan mengeluarkan pernyataan keras yang menolak pidato Modi dan menyebutnya sebagai “provokatif dan menghasut”. Pemerintah Pakistan menegaskan komitmennya pada perdamaian dan stabilitas regional, sembari memperingatkan bahwa pernyataan India justru bisa memicu ketegangan baru.
“Pakistan tetap berpegang pada kesepakatan gencatan senjata terbaru dan akan terus mengambil langkah-langkah menuju de-eskalasi,” ujar pernyataan resmi dari Islamabad.
Jalan Damai Masih Panjang, Tapi Harapan Baru Telah Tumbuh
Meski konflik bersenjata telah berhenti, India dan Pakistan masih menghadapi tantangan besar untuk membangun kepercayaan dan menghindari konflik di masa depan. Namun pernyataan Presiden Donald Trump dan keterlibatan diplomatik AS memberi sinyal bahwa ada peluang nyata bagi kedua negara untuk meninggalkan sejarah permusuhan dan membuka lembaran baru. Fokus ke depan tampaknya adalah perdagangan dan pembangunan ekonomi, bukan peperangan dan pertumpahan darah.