India merencanakan langkah -langkah untuk melawan kenaikan risiko pasokan tembaga

Redaksi

Oleh Neha Arora

India merencanakan langkah -langkah untuk melawan kenaikan risiko pasokan tembaga

New Delhi -India telah mengadakan pembicaraan internal tentang kerentanannya yang semakin besar terhadap pengetatan pasar tembaga global dan berencana untuk membahas cara -cara mengunci pasokan dari negara -negara kaya sumber daya selama negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung, menurut dua sumber pemerintah dan rancangan dokumen kebijakan pemerintah.

New Delhi juga mempertimbangkan langkah -langkah untuk membantu meningkatkan output tembaga domestik, termasuk melalui investasi asing, sumber dan dokumen itu mengatakan.

India memenuhi lebih dari 90% kebutuhan konsentrat tembaga melalui impor, dan ketergantungannya diperkirakan akan meningkat menjadi 97% pada tahun 2047, kata dokumen yang ditinjau oleh Reuters. Ini menghasilkan sekitar 573.000 metrik ton tembaga halus setiap tahun terhadap permintaan sekitar 1,8 juta ton, mengandalkan impor untuk menjembatani kesenjangan.

India dapat mendekati jurusan global seperti penambang milik negara Chili Codelco, produsen tembaga terbesar di dunia, dan penambang Australia BHP untuk mendirikan pelebur tembaga dan kilang, kata sumber dan dokumen itu.

Codelco menolak berkomentar, sementara BHP dan Kementerian Pertambangan Federal tidak menanggapi email Reuters yang meminta komentar.

Perusahaan negara bagian India dapat berinvestasi dalam proyek -proyek pertambangan luar negeri yang dijalankan oleh Codelco dan BHP dengan imbalan berpartisipasi dalam pengembangan infrastruktur tembaga di India, kata sumber -sumber itu, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena rencana itu tidak publik.

Impor tembaga India telah melonjak sejak penutupan smelter tembaga sterlite Vedanta. Negara ini mengimpor 1,2 juta metrik ton tembaga pada tahun fiskal hingga Maret 2025, naik 4% dari tahun sebelumnya.

‘Nasionalisme Sumber Daya’

Menjelaskan strategi yang kemungkinan akan diadopsi dalam pakta perdagangan bilateral, dokumen tersebut menyatakan bahwa India berusaha untuk memasukkan “bab tembaga” terperinci dalam negosiasi perdagangan bebas yang berkelanjutan dengan Chili dan Peru yang bertujuan mengamankan pasokan konsentrat tembaga.

Sementara mengencangkan pasokan tembaga dari eksportir utama seperti Indonesia telah membatasi opsi sumber India, Chili dan Peru sudah memiliki komitmen jangka panjang dengan pembeli global besar seperti China, lebih lanjut mempersempit pilihan impor India, katanya.

Pemerintah juga menginginkan Khanij Bidesh India Ltd yang dikelola pemerintah untuk mengamankan pasokan mineral strategis dari luar negeri dan mengeksplorasi aset tembaga di Chili, Peru, Australia, Mongolia, dan negara-negara lain, kata dokumen itu.

India juga bisa menjadi lebih rentan terhadap gangguan rantai pasokan sebagai pemasok terkemuka dari sumber daya mineral untuk “nasionalisme sumber daya”, katanya.

China menempatkan pembatasan ekspor pada elemen -elemen tanah jarang pada bulan April, memeras pasokan mineral yang digunakan dalam senjata, elektronik, dan berbagai barang konsumen.

Tren ini menggarisbawahi “urgensi untuk akuisisi aset asing”, kata dokumen itu.

Artikel ini dihasilkan dari umpan kantor berita otomatis tanpa modifikasi untuk teks.



Source link

Baca Juga

Tags

gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof gof